Thursday, 4 April 2019

BRAHMACARI ASRAMA

April 04, 2019


Brahmacari asrama

Adalah fase pertama dari catur asrama Brahmacari yang berasal dari 2 kata , brahma dan cari . Brahma artinya ilmu pengetahuan suci dan Cari ( car ) yang artinya bergerak atau bertingkah laku mencari atau mengejar ilmu pengetahuan.
Jadi brahmacari artinya bergerak di dalam kehidupan menuntut ilmu pengetahuan ( masa menuntut ilmu pengetahuan ), yakni masa belajar dan berjuang, mengisi diri menuju peringkat hidup yang lebih baik, dalam usaha melenyapkan atau menghilangkan kegelapan menuju kecerdasan.

Brahmacari ngaranya sang sedeng mangabhyasa Sang Hyang Sastra, mnwang Sang Wruh ring tingkah Sang Hyang aksara, sang mangkana karamanya sang Brahmacari ngaranya. (Silakrama hal 8)
                        Artinya :

Barhmacarinya namanya bagi orang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dan yang mengetahu perihal ilmu huruf (aksara).

Brahmacari dikenal juga dengan istilah hidup aguron-guron atau asewaka guru. Di dalam tingkatan Brahmacari guru mendiidk para siswa atau murid dengan petunjuk kerohanian, kebajikan, amal, pengabdian dan semuanya itu didasari oleh Dharma (kebenaran).
Di samping itu guru memberikan berbagai ilmu pengetahuan kepada para muridnya. System Brahmacari lebih mengutamakan pada pembentukan pribadi-pribadi manusia yang tangguh dan handal serta memiliki berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Semuanya itu untuk menjadikan manusia bisa hidup mandiri dan siap untuk menempuh kehidupan berumah tangga nantinya.
Demikian juga Brahmacari merupakan pondasi/dasar untuk menempuh tingkat dan jenjang kehidupan lainnya seperti Grhastha, wanaprastha dan bhiksuka.
Semasih seseorang berada pada lintasan umur brahmacari, mesti lebih terdorong hatinya untuk mengisi diri dan bertekad bulat menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan slogan “masa muda adalah masa belajar dan berjuang”.  Bukan masa muda dijadikan ajang sebagai masa bermalas-malasan dan hura-hura! Setiap orang hendaknya memprogram diri untuk dapat melewati masa brahmacari asrama itu dengan sasaran dan tujuan yang dicita-citakan
Lebih-lebih di dalam era globalisasi ini antara iptek dengan imtaq itu, harus seimbang adanya. Artinya antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diselaraskan dengan perilaku iman dan takwa. Bila tidak seimbang antara penguasaan iptek dengan pengalaman perilaku imtaq ini akan bisa menimbulkan adanya kesombongan. Bagaimanapun tingginya iptek itu harus diimbangi dengan imteq agar iptek itu dapat berguna meningkatkan harkat martabat hidup umat manusia. Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein yaitu ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh.
Menurut agama Hindu saat berada dalam Brahmacari asrama, para siswa dilarang mengumbar hawa nafsu sex. Melainkan semua kekuatan jasmani dan rohaninya sebagian besar hendaknya diarahkan untuk pembentukan kecerdasan otak yang disebut dengan oyas sakti, hendaknya menuntut ilmu pengetahuan setinggi mungkin, agar dapat membentuk perilaku dan sikap moral serta mengembangkan jiwa budhi luhur.
Ilmu pengetahuan itu ada dua macam : para widya (pengetahuan Ketuhanan) dan apara widya (ilmu tentang keduniawian). Menurut kitab Atharwa Wda XI.5, disebutkan untuk dapat menjadi seorang siswa terlebih dahulu harus diawali dengan upacara upanayana dan diakhiri dengan upacara samawartana. Upacara upanayana berfungsi untuk menyucikan calon brahmacari untuk dapat menjadi siswa yang sah. Sedangkan upacara samawartana adalah upacara wisuda yang menyatakan siswa tersebut telah resmi menamatkan pelajarannya.






            Pembagian Brahmacari asrama yaitu :
a.       Sukla brahmacari
Sukla brahmacari ngaranya tanpa rabi sangkan rere, tan maju tan kuring sira, adyapi teku ring wreddha tewi tan pangincep arabi sangkan apisan”. (silakrama hal.32)

Artinya :

Sukla brahmacari namanya orang yang tidak kawin dari sejak lahir sampai ia meninggal. Hal ini bukan disebabkan karena impoten atau lemah sahwat. Dia sama sekali tidak pernah kawin sampai umur lanjut.

Orang yang melaksanakan Sukla Brahmacari dengan sungguh-sungguh maka dalam ingatannya tidak ada terlintas nafsu seks dan beristri. Kesadaran melaksanakan Sukla Brahmacari ini memang tumbuh dari getaran bathin dan hatinya yang suci murnih.
Dalam wira cerita Ramayana, Taruna Laksamana ditampilkan sebagai sosok yang menjalankan Sukla Brahmacari. Betapapun wanita menggoda, termasuk Raksasa Surpanaka, ia tetap teguh imam melaksanakan sukla brahmacari itu yakni tidak kawin sampai akhir hayat dikandung badan. Sehingga akhirnya Surpanaka jengkel dan marah dan mengadu kepada Rahwana.
Rahwana marah, karena aduan dari Surpanaka, mengatakan dirinya dianiaya dan disiksa oleh Laksmaa. Sehingga Rahwana mengirim patih Marica untuk menggoda Dewi Sita. Patih Marica berubah menjadi Kijang Mas, sehingga Dewi Sita tertarik terhadap kijang itu, dan menyuruh Rama untuk menangkapnya. Rama berpisah pergi mengejar kijang itu. Saat Rama berpisah dengan Sita, dipergunakan sebagai kesempatan oleh Rahwana untuk melarikan Dewi Sit dibawa ke Alengka.

b.      Sewala brahmacari
Sewala brahmacari ngaranya, marabi pisan, tan parabi, muwah yan kahalangan mati strinya, tanpa rabi, mwah sira, adnyapi teka ri patinya, tan pangucap arabya. Mangkana sang brahmacari yan sira sewala brahmacari”. (silakrama hal. 32)

Artinya :

Sewala brahmacari namanya bagi orang yang hanya kawin satu kali, tidak kawin lagi. Bila mendapatkan halangan salah satu meninggal, maka ia tidak kawin lagi sampai datang ajalnya. Demikianlah namanya sewala brahmacari.

c.       Krsna (Trsna) brahmacari
Seseorang diijinkan kawin lebih dari satu kali dalam batas maksimal 4 kali. Itupun dengan ketentuan bahwa seorang brahmacari boleh mengambil istri yang kedua bilamana istri yang pertama tidak dapat melahirkan keturunan. Tidak dapat berperan sebagai seorang istri mungkin sakit-sakitan, dan bila istri pertama mengijinkan untuk kawin kedua kalinya.
Walaupun dalam Trsna brahmacari disebutkan boleh kawin lebih dari satu kali, namun ada aturan yang harus ditaati agar ketenteraman rumah tangga tetap dapat terbina. Aturan atau syarat-syarat yang harus ditaati bagi yang mau menjalankan kehidupan Trsna Brahmacari adalah:
1.      Mendapatkan persetujuan dari istri
2.      Suami harus bersifat adil terhadap istri-istrinya secara lahir dan bathin
3.      Suami sebagai seorang ayah harus dapat berlaku adil terhadap anak-anak yang dilahirkan.
Pada masa Brahmacari tujuan utama manusia adalah tercapainya dharma dan artha. Seseorang belajar untuk memahami dharma dan dapat mencari nafkah di masa depan. Dharma merupakan dasar dan bekal mengarungi kehidupan berikutnya.

Kitab Manawa Dharmasastra, IV.7
“Sarvan parityajed arthan svadhyayasya virodinaa, yatha tatha dhyapayamstu sa hyasya krta krtyata”

Artinya :

“Hendaknya ia menghindari semua jalan mencapai kekayaan yang dapat mengganggu pelajaran Vedanya, bagaimana pun juga hendaknya ia mengukuhkan diri dalam mempelajari veda berdasarkan kebhaktian akan sampai pada saat segala-galanya menjadi kenyataan”.

Dharma sebagai dasar utama mempunyai pengertian yang sangat luas. Dharma dapat diartikan sebagai mematuhi semua ajaran-ajaran agama yang terlihat dari pikiran, perkataan dan perbuatan sehari-hari.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 AGAMA HINDU CERDAS. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top