Pengertian Yoga
Pengertian Yoga
Yoga menurut Agama Hindu
”te dhyāna-yogānugatā apaṡyan dewātma
ṡaktim swa guṇair nigudham
yaá kāranāni nikhilāni tāni kalatma
yuktāny adhitis-thaty ekaá.”
Terjemahannya:
“Orang – orang suci yang tekun
melaksanakan yoga dapat membangun kemampuan spiritualnya dan mampu menyadari
bahwa dirinya adalah bagian dari Tuhan Yang Maha Esa; kemampuan tersebut
tersimpan di dalam sifatsifat (guna-nya) sendiri, setelah dapat manunggal
dengan Tuhan Yang Maha Esa, dia mampu menguasai semua unsur, yaitu unsur
persembahan, waktu, kedirian, dan unsur-unsur lainnya lagi.” (S.Up. I.3).
2.1 Pengertian dan Hakikat Yoga
Perenungan
“Sa ṡakra ṡiksa puruhūta no dhiyā.”
Terjemahannya adalah.
“Ya, Tuhan Yang Maha Esa, tanamkanlah
pengetahuan kepada kami dan berkahilah kami dengan intelek yang mulia.” (AV.
VIII. 4.15).
Seorang siswa hendaknya tiada
henti-hentinya mempertajam kepandaiannya, memiliki ingatan yang kuat (melalui
latihan), mengikuti ajaran suci veda. Selain itu juga memiliki ketekunan dan
keingintahuan, melatih konsentrasi (penuh perhatian), menyenangkan hati guru
(dengan mematuhi perintahnya), mengulang-ulang pelajaran, jangan mengantuk
(karena sebelumnya kurang tidur), malas dan bicara tanpa arti.
Secara etimologi, kata yoga berasal dari
yud, yang artinya menggabungkan atau hubungan, yakni hubungan yang harmonis
dengan objek yoga. Dalam patanjali Yogasutra, yang dikutip oleh Tim Fia
(2006:6), menguraikan bahwa; “yogas citta vrtti nirodhah”, artinya,
mengendalikan gerakgerik pikiran, atau cara untuk mengendalikan tingkah polah
pikiran yang cenderung liar, bias, dan lekat terpesona oleh aneka ragam objek
(yang dikhayalkan) memberi nikmat. Objek keinginan yang dipikirkan memberi rasa
nikmat itu lebih sering kita pandang ada di luar diri. Maka kita selalu
mencari. Bagi sang yogi inilah pangkal kemalangan manusia. Selanjutnya Peter
Rendel (1979: 14), menguraikan bahwa: “kata yoga dalam kenyataan berarti
kesatuan yang kemudian dalam, bahasa inggris disebut “Yoke”. Kata “Yogum” dalam
bahasa latinnya berasal dari kata yoga yang disebut dengan ”Chongual”. Chongual
berarti mengendalikan pangkal penyebab kemalangan manusia yang dapat
mempengaruhi” pikiran dan badan, atau rohani dan jasmani”.
Untuk pelaksanaan yoga, agama banyak
memberikan pilihan dan petunjuk – petunjuk melaksanakan yoga yang baik dan
benar. Melalui yoga agama menuntun umatnya agar selalu dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani. Di samping berbagai petunjuk agama sebagai pedoman
pelaksanaan yoga, sesuatu yang baik berkembang di masyarakat hendaknya juga dapat
dipedomani. Dengan demikian, pelaksanaan yoga menjadi selalu diterima di
sepanjang zaman.
“ṡruti-vipratipannā te yadā sthāsyati niṡcalā,
samādhāv acalā buddhis tadā yogam
avāpsyasi.”
Terjemahannya adalah.
“Bila pikiranmu dibingungkan oleh apa yang
didengar tak tergoyahkan lagi dan tetap dalam samadhi, kemudian engkau akan
mencapai yoga (realisasi diri).” (Bhagavad Gita.II.53)
Yoga merupakan jalan
utama dari berbagai jalan untuk kesehatan pikiran dan badan agar selalu dalam
keadaan seimbang. Keseimbangan kondisi rohani dan jasmani mengakibatkan kita
tidak mudah diserang penyakit. Yoga adalah suatu sistem yang mengolah rohani
dan jasmani guna mencapai ketenangan batin dan kesehatan fisik dengan melakukan
latihan-latihan secara berkesinambungan. Fisik atau jasmani dan mental atau
rohani yang kita miliki sangat penting dipelihara dan dibina.
Yoga dapat diikuti oleh
siapa saja untuk mewujudkan kesegaran rohani dan kebugaran jasmani. Dengan yoga
“jiwan mukti” dapat diwujudkan. Untuk menyatukan “badan” dengan ”alam”, dan
menyatukan “pikiran, yang disebut juga jiwa” dengan “ roh” yang disebut Tuhan
Yang Maha Esa. Bersatunya roh dengan sumbernya (Tuhan) disebut dengan “moksa”.
Dalam pelaksanaan yoga
yang perlu diperhatikan adalah gerak pikiran. Pikiran memiliki sifat gerak yang
liar dan paling sulit untuk dikendalikan. Agar dapat focus dalam melaksanakan
yoga, ada baiknya dipastikan bahwa pikiran dalam keadaan baik dan tenang.
Secara umum yoga dikatakan sebagai disiplin ilmu yang digunakan oleh manusia
untuk membantu dirinya mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa.
Kata yoga berasal dari
bahasa sansekerta yaitu “yuj” yang memiliki arti menghubungkan atau menyatukan,
yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai meditasi atau
mengheningkan cipta/pikiran, sehingga dapat dimaknai bahwa yoga itu adalah
menghubungkan atau penyatuan spirit individu (jivātman) dengan spirit universal
(paramātman) melalui keheningan pikiran.
Ada beberapa pengertian
tentang yoga yang dimuat dalam buku Yogasutra, antara
lain sebagai berikut.
- Yoga adalah
ilmu yang mengajarkan tentang pengendalian pikiran dan badan untuk
mencapai tujuan akhir yang disebut dengan samadhi.
- Yoga adalah
pengendalian gelombang – gelombang pikiran untuk dapat berhubungan dengan
Sang Hyang Widhi Wasa.
- Yoga
diartikan sebagai proses penyatuan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa secara
terus-menerus (Yogascittavrttinirodhah).
Jadi secara umum, yoga dapat didefinisikan
sebagai sebuah teknik yang memungkinkan seseorang menyadari penyatuan antara
roh manusia individu (atman/jiwātman) dengan Paramātman melalui keheningan
sebuah pikiran.
2.2 Sejarah Yoga dalam Ajaran Hindu
Perenungan
“Šikṣa na indra rāya ā puru,
vidaṁ ṛcisama, avā naá pārye ghane.”
Terjemahannya adalah.
“Berilah kami petunjuk, ya Tuhan, untuk
mendapatkan kekayaan, Engkau Yang Maha Tahu, dipuja dengan lagu-lagu, tolonglah
kami dalam perjuangan ini.” (Rg veda VIII. 92. 9).
Memahami Teks
Bangsa yang besar adalah
bangsa (masyarakat) yang menghormati sejarahnya. Kehadiran ajaran yoga di
kalangan umat Hindu sudah sangat populer, bahkan juga merambah masyarakat pada
umumnya. Adapun orang suci yang membangun dan mengembangkan ajaran ini (yoga)
adalah Maharsi Patañjali. Ajaran yoga dapat dikatakan sebagai anugrah yang luar
biasa dari Maharsi Patañjali kepada siapa saja yang ingin melaksanakan hidup
kerohanian. Bila kitab Veda merupakan pengetahuan suci yang bersifat teoretis,
maka yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari-Nya. Ajaran yoga merupakan
bantuan kepada siapa saja yang ingin meningkatkan diri di bidang kerohanian.
Kitab yang menuliskan tentang ajaran yoga untuk pertama kalinya adalah
Yogasūtra karya Maharsi Patañjali. Namun demikian dinyatakan bahwa unsur-unsur
ajarannya sudah ada jauh sebelum itu. Ajaran yoga sesungguhnya sudah terdapat
di dalam kitab ṡruti, smrti, itihāsa, maupun purāna. Setelah buku Yogasūtra
berikutnya muncullah kitab-kitab Bhāsya yang merupakan buku komentar terhadap
karya Maharsi Patañjali, di antaranya adalah Bhāsya Niti oleh Bhojaraja dan
yang lainnya. Komentar-komentar itu menguraikan tentang ajaran yoga karya Maharsi
Patañjali yang berbentuk sūtra atau kalimat pendek dan padat. Sejak lebih dari
5.000 tahun yang lalu, yoga telah diketahui sebagai salah satu alternatif
pengobatan melalui pernafasan. Awal mula munculnya yoga diprakarsai oleh
Maharsi Patañjali, dan menjadi ajaran yang diikuti banyak kalangan umat Hindu.
Maharsi Patañjali mengartikan kata yoga sama-dengan Cittavrttinirodha yang
bermakna penghentian gerak pikiran.
Seluruh kitab Yogasutra
karya Maharsi Patañjali dikelompokkan atas 4 pada (bagian) yang terdiri dari
194 sūtra. Bagian bagiannya antara lain sebagaimana berikut :
- Samadhipāda: Kitab ini menjelaskan tentang sifat, tujuan dan bentuk ajaran yoga. Di dalamnya memuat perubahan-perubahan pikiran dan tata cara pelaksanaaan yoga.
- Shādhanapāda:
Kitab ini menjelaskan tentang pelaksanaan yoga seperti tata cara mencapai samadhi,
tentang kedukaan, karmaphala dan yang lainnya.
- Vibhūtipāda: Kitab
ini menjelaskan tentang aspek sukma atau batiniah serta kekuatan gaib yang
diperoleh dengan jalan yoga.
- Kaivalyapāda: Kitab ini menjelaskan tentang alam kelepasan dan kenyataan roh dalam mengatasi alam duniawi.
Mengenal dan
Manfaat Ajaran Yoga
Perenungan
”Tvām agne angiraso
guhāhitam,
anvavindan
sisriyānam vane vane”
Terjemahannya
adalah.
“Ya
Tuhan Yang Maha Esa, Dikau meliputi setiap hutan dan pohon.
Para
bijaksana menyadari Dikau di dalam hati” (Rg veda V.11. 6)
Adapun manfaat
ajaran yoga dapat dilihat dalam uraian berikut:
***Sebagai tujuan
hidup yang tertinggi dan terakhir dalam ajaran Hindu yaitu terwujudnya
Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.
***Untuk menjaga
kesehatan, kebugaran jasmani dan rohani dapat dilakukan melalui praktik berbagai
macam gerakan Yoga Asanas. Berikut ini dapat ditampilkan dalam bentuk
kolom beberapa gerakannya.
0 comments:
Post a Comment