Monday 23 September 2019

Pengertian dan Kedudukan Upaveda



  1. Kitab Sruti, artinya kitab Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima melalui pendengaran atas kemekaran intuisi para Maharesi.
  2. Kitab Rahasya, artinya kitab Veda mengandung ajaran yang amat rahasia, yakni menyangkut tentang tujuan hidup yang tertinggi berupa moksa.
  3. Kitab Mantra, artinya Veda memuat nyanyian-nyanyian pujaan.
Berdasarkan uraian di atas maka Veda mempunyai pengertian yang luas, yakni sebagai sumber ajaran Agama Hindu.

PENGERTIAN UPAVEDA
Tasmād Yajñat sarvahuta ṛcaḥ samani Yajñire, chandaṁsi Yajñire Tasmād yajus Tasmād ajayata (Yajurveda XXXI.7)
Terjemahan:
Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepadaNya umat Manusia mempersembahkan berbagai Yajña, daripadaNyalah muncul Ṛgveda dan Sāmaveda. DaripadaNya pula muncul Yajurveda dan Atharvaveda

Istilah Upaveda diartikan sebagai Veda yang lebih kecil dan merupakan kelompok yang kedua dari Vedangga. Upa berarti dekat atau sekitar dan Veda artinya pengetahuan. Dengan demikian Upaveda berarti sekitar hal-hal yang bersumber dari Veda. Tujuan penulisan Upaveda karena adanya menyangkut aspek pengkhususan untuk bidang tertentu. Jadi sama dengan Vedangga namun pembahasannya lebih mengkhusus, Upaveda menjelaskan aspek pengetahuan atau hal-hal yang terdapat di dalam Veda dan memfokuskan pada bidang itu saja sehingga dengan demikian kita memiliki pengetahuan dan pengarahan mengenai pengrtahuan dan peruntukan ilmu pengetahuan yang dimaksud.
Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama hindu sebab dari vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama hindu. Ajaran veda dikutip kembali dan memberikan vatalitas terhadap kitab-kitab susastra hindu pada massa berikutnya. Dari kitab veda – (Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab smrti itihasa, purana, tantra, darsana, dan tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia. Seseorang yang mengucapkan mantra suci (veda) dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantram (veda) itu, tidak pernah memproleh penerangan seperti halnya sebatang kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan api. Demikian orang yang hanya mengucapkan (membaca) mantram (veda) tidak mendapatkan cahaya pengetahuan yang sejati. Berdasarkan tradisi upaveda terbagi atas 4 bidang ilmu antara lain :
Berdasarkan tradisi, Upaveda terbagi atas 4 bidang ilmu antara lain:
  1. Ilmu obat-obatan atau AyurVeda
  2. Ilmu musik atau GandharwaVeda
  3. Ilmu kemiliteran atau penahan yang disebut DhanurVeda
  4. Ilmu politik atau ilmu pemerintahan atau tentang dunia yang juga disebut Arthasastra.

KEDUDUKAN UPAWEDA DALAM WEDA
Sesuai dengan arti dan tujuannya serta apa yang menjadi bahan kajian dalam Upaweda itu, maka Upaweda pada dasarnya dinyatakan mempunyai hubungan yang erat pada Weda. Jika kita pelajari lebih mendalam apa yang dibahas dalam purana dan Wedangga maupun dalam Itihasa, banyak dibahas ulang di dalam kitab Upaweda dengan penajaman-penajaman untuk bidang-bidang tertentu. Untuk meningkatkan pengertian dan pendalaman tentang ajaran yang ada di dalam Weda, maka Kitab Upaweda ini menjelaskan lebih khusus. Sebagai kitab suci agama hindu, maka ajaran veda diyakini dan dipedomani oleh umat hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Veda dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannyapun adalah tuhan yang diyakini maha suci. Apapun yang diturunkan sebagai ajaran oleh tuhan kepada umat manusia kesemuanya itu merupakan ajaran suci. Lebih-lebih isinya dapat dijadikan pedoman bimbingan tentang bagaimana hidup yang suci harus dijalankan.
Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Ajaran Veda dikutip kembali dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa berikutnya. Dari kitab Veda (Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihāsa, Puraṇa, Tantra, Darśaṇa dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia. Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di dunia ini dan di akhirat nanti. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Veda menuntun hidup manusia sejak lahir hingga akhir menutup mata. Segala tuntunan hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran Veda.
Veda Śruti dan Veda Smṛti adalah merupakan dua jenis kitab suci agama Hindu, yang dijadikan sebagai pedoman dalam penyebaran dan pengamalan ajaran-ajarannya. Pengelompokan ini didasarkan pada sistem pertimbangan jenis, materi, dan ruang lingkup isi dari kitab-kitab tersebut yang sangat banyak. Berbagai aspek tentang kehidupan yang ada di dunia ini ada diuraikan dalam kitab suci Veda tersebut.
Kelompok Veda Śruti isinya memuat dan menguraikan tentang wahyu Tuhan. Sedangkan kelompok Smṛti memuat tentang kehidupan manusia dalam bermasyarakat, bernegara dan semua didasarkan atas hukum yang juga disebut Dharma Śāstra. Dharma berarti hukum, Śāstra berarti ilmu. Smṛti adalah kitab suci Veda yang ditulis berdasarkan ingatan oleh para Maharṣi yang bersumber dari wahyu Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu kedudukannya sama dengan kitab Veda Śruti. Menurut tradisi dan lazim telah diterima dibidang ilmiah istilah Smṛti adalah untuk menyebutkan jenis kelompok Veda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara lebih sistematis manurut bidang profesi.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan didunia ini dan akhirat nanti. Ajaran veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Veda menuntun hidup manusi sejak lahir hingga akhir menutup mata. Segala tuntunan hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran veda.

UPAVEDA

UPAVEDA


WEDA SRUTI DAN WEDA SMRTI
Berdasarkan sistim pertimbangan materi dan luas ruang lingkup isinya, jumlah jenis buku
Weda itu banyak. Weda itu mencakup berbagai aspek kehidupan yang menyangkut manusia.
Maha Rsi Manu membagijenis isi Weda itu kedalam dua kelompok besar yang disebut.
1. Weda Sruti
2. Weda Smrti

'Pembagian dalam dua jenis ini dipakai selanjutnya untuk menamakan semua jenis buku
yang dikelompokkan sebagai kitab Weda baik secara tradisional maupun secara institusional
ilmiah' Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu sedangkan kelompok smrti isinya
adalah sebagai ingatan kembaliterhadap Sruti. Jadi Smrti merupakan, buku pedoman yang isinya tidak bertentangan dengan Sruti. Bila dibandingkan dengan ilmu politik Sruti adala merupakan UUD nya Hindu sedangkan Smrti adalah UU. Pokok dan UU. Pelaksanaannya adalah Nibandha. Kedua-duanya merupakan sumber Hukqm yang mengikat yang harus diterima. Oleh karena itu "Bhagawan Manu" menegaskan dalam kitabnya "Manawa Dharmasastra" ll 10. sebagai berikut:
Srutistu Wedo Wiineyo dharmacastram tu wai Smrtih. te sartwarhawam imamsyo tabhyam dharmohi nirba bhau.
Artinya
Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Weda demikian pula Smrti itu adatah Dharmasastra.
keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adatah kitab
suci yang menjadi umber dari agama Hindu, (Dharma).(Manawa Dharma Sasfra. lt. 10)


KODIFIKASI WEDA
1. WEDA SRUTI
Kata Sruti sesungguhnya berasal dari bahasa Sanskerta, dari akar kata Crt. yang berarti mendengar langsung. JadiWeda Sruti adalah Kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi
melalui pendengaran langsung dariwahyu lda Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan.
Kelompok Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya ada
weda orisinal. Menurut sifat isinya weda ini dibagi atas tiga bagian yaitu:
1) Bagian Mantra
1. Rg weda samhita; merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran-alaran
    umum daram bentuk pujaan (Rc atau Rca's) Arc = memuja (Arc v Rc)
2. sama weda samhita; merupakan kumpuran mantra-mantra memuat ajaran umum
    mengenai laguJagu pujaan, atau saman
3. Yayur weda samhita; merupakan kumpuran mantra-mantra yang memuat ajaran
     umum mengenai pokok-pokok yajna (yajus, pluralnya yajumsi). Jenis weda ini ada
     dua macam yaitu:
     a'   Yajur weda hitam (Kresna yajunueda) yang terdiri atas beberapa resensi antara
           lain: Taitiriya samhita dan Maitrayanisamhita.
     b'  Yajur weda putih (sukla yajurweda), yang juga disebut Maitraneyi samhita.
4.  Atharwa weda samhita; merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran
     yang bersifat magis (Atharwan).

2) Bagian Brahmana (Karma Kanda)
Bagian Kedua yang terpenting dari kitab Sruti adalah bagian yang disebut ‘Brahmana’ atau ‘Karma Kanda’ . Himpunan buku – buku ini disebut Brahmana. Tiap – tiap mantra (Rg. Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda) memiliki Brahmana. Brahmana berarti doa. Jadi, kitab Brahmana adalah kitab yang berisi himpunan doa – doa yang dipergunakan untuk keperluan upacara yadnya.
o   Kitab Rg. Weda memiliki Dua Jenis Buku Brahmana, Yaitu Aitareya Brahmana dan Kausitaki Brahmana (Sankyana Brahmana). Kitab Brahmana yang pertama terdiri dari 40 bab dan yang kedua terdiri dari 30 bab.
o   Kitab Yajur Weda memiliki beberapa kitab ‘Brahmana’ Yajur Weda Hitam (Krsna Yajur Weda) memiliki Taittriya Brahmana
o   Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda) memiliki satapatha Brahmana. Nama ini disebut demikian karena kitab ini terdiri dari 100 adhyana.

3) Bagian Upanisad/ Arnyaka (Jnana Kanda)
Aranyaka atau Upanisad adalah himpunan mantra – mantra yang membahas berbagai aspek teori mengenai keTuhanan.
Di dalam penelitian berbagai naskah suci Hindu, Dr. G. Sriniwasa Murti di dalam introduksi kitab Saiwa Upanisad mengemukakan bahwa tiap – tiap sakha (cabang ilmu) merupakan satu upanisad, antara lain :
o   Rg. Weda terdiri dari 21 Sakha
o   Sama Wedha terdiri dari 1000 sakha
o   Yajur Wedha terdiri dari 109 Sakha
o   Atharwa Wedha terdiri dari 50 sakha
Berdasarkan Jumlah sakha, yaitu 1.180 sakha maka jumlah Uphanisad seyognyanya berjumlah 1.180 buah buku. Tetapi berdasarkan catatan Muktikopanisad, jumlah uphanisad disebut secara tegas adalah sebanyak 108 buah buku . Adapun perincian dari pada kitab-kitab Upanisad itu adalah sebagai berikut :
v  Upanisad yang tergolong jenis Rg. Weda yaitu Aitareya, Kausitaki, dll
v  Uphanisad yang tergolong Sama Weda yaitu Kena, Chandogya, dll.
v  Uphanisad yang tergolong Yajur Weda, yaitu :
o    Yajur Weda Hitam : Kathawali , Taittriyaka, dll
o    Yajur Weda Putih : Isawasya, Subata, dll.
v  Upanisad yang tergolong Jenis Atharwa Weda , Yaitu :

o    Prana, Munduka , dll.

2. WEDA SMRTI
Smerti  merupakan kitab suci agama Hindu, sesudah veda cruti. Kitab smrti memuat tentang ajaran hukum agama Hindu, yang juga disebut Dharma atau Dharma Sastra. Dharma berarti hukum dan sastra berarti ilmu. Dharma sastra berarti ilmu hukum agama Hindu. Kata smrti berasal dari bahasa sansekerta dari kata smrta (neuter) berarti: ingatan, menjadi kata smrti (feminime) berarti: ingatan. kenangan, tradisi yang berwenang. Kitab smrti adalah kitab suci veda yang ditulis berdasarkan ingatan oleh para Maharesi dari wahyu sang Hyang widhi/Tuhan Yang Maha Esa. Kitab smrti adalah kitab Veda juga, karena fungsi dan kedudukannya dipersamakan dengan kitab veda cruti.
Kitab Smrti adalah merupakan kitab pendukung dan penjelasan dari kitab Weda Cruti. yang ditulis oleh banyak Maharesi. oleh karena itu pergunakanlah kitab-kitab sastra sebagat petunjuk untuk menentukan tentang segala sesuatu yang harus kita kerjakan dan untuk dapat mengetahui apa yang patut kita kerjakan.
Beberapa kitab suci agama Hindu yang termasuk kitab Smrti, antara lain : Mananra Dharma Sastra, Sarasamuccaya, Clokantara, Tattwa Suksma, Bharatayudhya, Yoga Sura Ramayana, Niti sastra, cilakrama, Manu Smrti, Yajna Pawitra dan Brahmanda Purana' Kitab-kitab suci yang tergolong jenis kitab Smrti itu banyak jumlahnya, dan penulisnyapun banyak pula. Hal semacam ini disebabkan oleh munculnya berbagai macam kebutuham masyarakat (umat Hindu) yang diisyaratkan oleh Veda dalam mencapai keadilan, keamanam' kesejahteraan dan kebahagiaan hidup.
Untuk dapat mengamalkan Veda secara benar di dalam upaya mewujudkan tujuan hidup secara rohani dan jasmani, jenis kitab-kitab Smrti perlu dipergunakan sebagai pedoman hidup (dipedomani). Berdasarkan kebiasaan yang telah berjalan, jenis kitab-kitab Smrti dikelompokkan menjadi dua (2) kelompok besar, yang terdiridari:
a. Kelompok Vedangga
b. Kelompok Upaveda

KELOMPOK WEDANGGA
Kelompok Wedangga disebut juga Sadangga  yang terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
1.        Siksa atau Phonetika. 
Merupakan kitab Wedangga yang isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara. Untuk dapat mengucapkan mantra (Weda Sruti) dengan baik, fungsi kitab Siksa  ini adalah sangat penting. Dalam hubungannya dengan mempelajari mantra (Weda Sruti) kitab Siksa juga disebut dengan nama Pratisakhya. Adapun kitab-kitab Pratishakya yang masih sampai saat ini adalah : Rg. Weda Pratishakya, Taittriya Pratishakya Sutra, Wajasaneyi Pratisahya Sutra, Sama Pratisakhya Sutra, Atharwa Weda Pratisakhya Sutra.

2.        Wyakarana atau Tata Bahasa. 
Kitab ini  menguraikan tentang tata bahasa, untuk dapat menghayati Weda dengan benar, kecil kemungkinannya dapat diketahui, tanpa mengerti dan mengetahui tata bahasanya. Oleh karena itu kitab Wyakarana ini memiliki fungsi yang sangat penting di dalam kita mempelajari Weda. Para Maharsi yang mendalami tentang tata bahasa (Weda) adalah Maharsi Sekatayana, Begawan Panini,Maharsi Patanjali, dan Begawan Yaska. Diantara orang suci tersebut yang paling terkenal Begawan Panini, beliau menulis kitab Asta Dhyayi dan Patanjali Bhasa. Beliau adalah orang suci yang pertama mengenalkan kata bahasa Sanskerta popular (bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat) dan bahasa Daiwiwak yaitu bahasa para Dewa.

3.        Chanda atau Lagu.
Kitab Chanda adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa dalam Weda yang disebut lagu. Dalam mempelajari Weda kita perlu  mendalami kitab Chanda, karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelajari secara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Dari berbagai kitab-kitab Chanda, yang masih terdapat utuh sampai sekarang ada dua buah buku yaitu Midana Sutra dan Chanda Sutra yang dihimpun oleh Begawan Pinggala.

4.        Nirukta. Kitab Nirukta.  
berisikan berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda. Kitab ini ditulis oleh Begawan Yaska pada tahun +_800 SM yang isinya menguraikan tentang tiga macam suatu hal, yaitu : memuat kata- kata yang memiliki arti sama atau Naighantuka Kanda, memuat kata- kata yang memiliki arti ganda atau disebut Naighama Kanda, memuat tentang nama-nama Dewa yang ada di angkasa, bumi, dan surga disebut Daiwatganda.

5.        Jyotisa atau Astronomi.
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya. Melalui pengetahuan yang terdapat dalam kitab Jyotisa juga kita dapat memahami, bahwa bagaimana Weda mengajarkan kepada umatnya untuk dapat berhubungan secara harmonis dengan alam dan lingkungannya berdasarkan yadnya. Diantara kitab Jyotisa, yang terdapat masih sampai sekarang adalah kitab Jyotisa Wedangga yang memiliki hubungan dengan kitab Weda Sruti, Rg Weda dan Yajur Weda.

6.        Kalpa
Kitab ini merupakan kelompok Wedangga yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu :
a.         Kitab Srauta atau juga disebut Srauta Sutra , yang isinya memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan baik dalam tingkatan upacara besar maupun upacara kecil. 
b.         Kitab Grhya atau Grhyasutra, yang isinya memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berumah tangga. Berhubungan dengan kitab Srauta dan Sutra (Kalpa) terdapat Sradha Kalpa dan Pitri Merdha Sutra yang isinya membahas tentang pokok-pokok ajaran yang berhubungan dengan tata cara upacara untuk arwah orang-orang yang telah meninggal. Disamping itu pula terdapat kitab Prayas Cita Sutra sebagai pendukung Kitab Waitana Sutra (Atharwa Weda)
c.         Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Kitab Dharmasutra dipandang sangat penting diantara kitab-kitab jenis Kalpa sehingga terdapatlah kesan bahwa Weda Smrti itu adalah Dharmasastra. Dan orang suci yang menuliskan kitab Dharmasutra adalah : Bhagawan Manu, Bhagawan Apastamba, Bhagawan Harita,  Bhagawan Wisnu, Bhagawan Wasistha, Bhagawan Waikanasa, Bhagawan Yajnawalkya,  Bhagawan Parasara. Dari nama-nama para orang suci penulis Dharmasastra tersebut, yang paling terkenal adalah Bhagawan Manu. Karya sastra dibidang Manawa Dharma Sastra ditulis oleh Bhagawan Bhrgu.  Ajaran yang termuat dalam kitab Manawa Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Bhrgu menyebar di seluruh pelosok dunia, seperti India, Campa, Kamboja, Thailand dan sampai di Indonesia. Dalam hidup dan kehidupan kita ini, dilalui oleh 4 zaman atau disebut juga Catur Yuga sehingga Bhagawan Shankalikhita menjangkau bahwa masing-masing dari catur Yuga mempunyai Dharma Sastranya tersendiri, seperti berikut :
·         Pada masa Satya/Krtha Yuga berlaku kitab Dharma Sastra yang ditulis oleh Bhagawan Manu
·         Pada Masa Trita Yuga berlaku kitab Dharmasastra yang ditulis oleh Bhagawan Yajnawalkhya
·         Pada Masa Dwapara Yuga berlaku kitab Dharmasastra buah karya Bhagawan Sankha Likhita
·         Pada masa Kali Yuga dipergunakan Dharmasastra yang ditulis oleh Bhagawan Parasara
d.         Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.

KELOMPOK UPAWEDA
Kitab Upaweda adalah kelompok kedua dari Weda Smrti yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kata Upaweda berasal dari bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 2 kata  yaitu “upa” yang artinya “dekat”dan “Weda” yang atinya “pengetahuan suci atau kitab suci”. Upaweda berarti dekat dengan pengetahuan suci. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1.        Itihasa, Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata.
Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah
a.       Bala Kanda,
b.      Ayodhya Kanda,
c.       Aranyaka Kanda,
d.      Kiskinda Kanda,
e.       Sundara Kanda,
f.        Yudha Kanda dan
g.      Utara Kanda.
Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan cerita yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.
Kitab Mahabharata
Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan  keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya" maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu:
-          Adiparwa,
-          Sabhaparwa,
-          Wanaparwa,
-          Wirataparwa,
-          Udyogaparwa,
-          Bhismaparwa,
-          Dronaparwa,
-          Karnaparwa,
-          Salyaparwa,
-          Sauptikaparwa,
-          Santiparwa,
-          Anusasanaparwa,
-          Aswamedhikaparwa,
-          Asramawasikaparwa,
-          Mausalaparwa,
-          Mahaprastanikaparwa, dan
-          Swargarohanaparwa.
Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat mashyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.

2.        Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia, Pralaya, cerita mengenai zaman Manu atau Manwantara,dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Wisnu Purana, Narada Purana ,Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana Bhrahmanda Purana, Brhrahmawaiwarta Purana, Markandenya Purana, Bhawisya Purana, Waruna Purana, Brahma Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.
Berdasarkan sifatnya , ke delapanbelas purana tersebut dibagi tiga kelompok yaitu :
a.       Satwika Purana : Wisnu, Narada , Bhagawata, Garuda, Padma, dan Waraha.
b.      Rajasika Purana : Bhrahmanda, Brhrahmawaiwarta, Markandenya Bhawisya, Waruna, dan Brahma
c.       Tamasika Purana : Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni

3.        Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.

4.        Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup.
Menurut isinya, Ayur Weda meliputi delapan bidang ilmu,
-          Salya yaitu ajaran mengenai ilmu bedah,
-          Salkya yaitu ajatan megenai ilmu penyakit,
-          Kayakitsa yaitu ajaran mengenai ilmu obat-obatan,
-          Bhuta Widya yaitu ajaran mengenai ilmu psikotherapy,
-          Kaumara Bhrtya yaitu ajaran mengenai ilmu pendidikan anak-anak (ilmu jiwa anak),
-          Agada Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu toksikologi,
-          Rasayama Tantra yaitu ajaran mengenai ilmu mujizat dan
-          Wajikarana adalah ajaran mengenai ilmu jiwa remaja.
Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab inipun memuat delapan bidang ajaran (ilmu), yakni:
-          Sutrathana yang isinya menguraikan tentang ilmu pengobatan,
-          Nidanastana yang isinya menguraikan tentang berbagai jens penyakit yang umum,
-          Wimanasthana  yaitu isinya menguraiakan tentang ilmu pathologi,
-          Sarithana yaitu menguraikan tentang ilmu anatomi dan embriologi,
-          Indiyasthana adalah menguraikan tentang ilmu diagnosis dan pragnosis,
-          Cikitasthana,
-          Kalpasthana,
-          Siddistana ketiganya menguraikan ajaran pokok-pokok ilmu therapy tetapi dalam catatan kitab Kalpasthana dan Siddistana telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Persia pada tahun 800 Masehi.
Kitab Susrusa Samhita ditulis oleh Bhagawan Susanta yang menguraikan tentang ajaran umum di bidang ilmu bedah dan berbagai macam alat-alat yang dipergunakan dalam pembedahan. Kitab Yogasara dan Kitab Yogasastra ditulis oleh Bhagawan Nagarjuna, dimana keduannya isinya menguraikan tentang pokok-pokok ilmu yoga yang berhubungan dengan system anatomi dalam pembinaan kesehatan baik jasmani maupun rohani. Kitab Kama Sutra ditulis oleh Bhagawan Watsyayana pada abad ke 10 Masehi yang erat ubungannya dengan kitab Wajikarana , isinya menguraikan tentang ajaran ilmu jiwa remaja.

5.        Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.

6.        Kama Sastra
Kitab Kama Sastra sebagai bagian dari jenis Kitab Upaweda yang menguraikan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan asmara, seni atau rasa indah. Di dalam upaya untuk mewujudkan salah satu tujuan hidup umat beragama dipandang perlu untuk membangkitkan rasa indah tersebut. Kebangkitan dari rasa indah manusia terbentuk untuk berbakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa hendaknya dipedomani oleh Kama Sastra. Karena dengan demikian asmara dan rasa indah yang muncul itu tentu terarah atau bernialai positif. Diantara kitab-kitab Kama Sastra yang terkenal adalah karya dari Bhagawan Watsyayana.

7.        Agama.
Kitab agama itu baru ada setelah agama Hindu itu ada dan berkembang di dunia. Menurut Weda, agama hindu boleh dan dapat dipelajari oleh seluruh umat manusia. Hal ini termuat dalam kitab Yajur Weda XVI.18 sebagai berikut :
Yaatkeram wacam kalyanin awadoni janebhyah
Brahma Rajanyabhyam cudraya ca siwaya caranayaca
Artinya :
Biar kunyatakan disini kitab suci ini kepada orang-orang banyak, kepada kaum Brahmana , kaum Ksatrya, kaum Sudra, dan kaum Waisya dan bahkan kepada orang-orangKu dan kepada mereka (orang-orang asing) sekalipun.

Berdasarkan bunyi Sloka tersebut diatas dinyatakan bahwa kitab Suci Weda dapat dipelajari oleh siapa saja. Namun menyadari akan kekurang sempurnaan kita sebagai umatnya, maka tidak akan semuanya dapat mempelajarinya dengan sempurna. Disamping itu juga kita perlu menyadari bahwa, Weda sebagai sumber ajaran agama Hindu mengandung ajaran yang sangat tinggi. Bagi mereka yang belum dapat mempelajari Weda dapat belajar agama Hindu berdasarkan kitab-kitab agama yang isinya memuat ajaran tentang keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan tata cara persembahyangan. 
Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smrti meliputi banyak buku dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab Agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan Sloka yang terdapat di dalam kitab Manawa dharmasastra II.16 sebagai berikut : 
            Wedo khilo dharma mulam smerti cile ca tad widam
             Acaracca iwa sadhunam atmanastustir ceva ca
            Artinya,
Seluruh Weda merupaka sumber dari pada Dharma (agama Hindu) kemudian barulah Smrti, disamping kebiasaan-kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda (sila) dan kemudian tradisi-tradisi dari orang-orang suci (acara) serta yang terakhir adalah rasa puas diri sendiri (atmanastuti).
Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.

 

© 2013 AGAMA HINDU CERDAS. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top